Hari kedua di Gunung Dempo, pagi2 di awali dengan sholat subuh dengan air yang duingiiiiiiiiiiiin sekali kayak nyelupin tangan sama kaki ke air es .... sumpaaah dingiiiin banget ... kalo gak percaya boleh dicoba tuuch ... salute buat penduduk sana yang pagi2 dateng ke masjid buat sholat subuh apalagi buat muazin nya ... saking
pagi2 dpt BBM ada yang mengajak ke atas, maksudnya ke kebun teh yang paling atas namanya atau yang sering disebut Tugu Rimau karena disini ada patung Rimau perbatasan kebun teh dengan hutan rimba Gunung Dempo, tempat awal pendakian buat yang suka naik gunung. Saya keluar dengan memakai jaket dua lapis pake kaos kaki plus syal membalut leher .... huaaaaa dingin sekali .... Saya disuruh bangunin teman yang akan bawa mobil ke atas ... mmm bangunin orang yang satu ini walopun mau ada gempa kalo dia dah tidur gak bakaln bangun ... ibaratnya itu dia bangun bukan karena gempa nya tapi bangun karena jatuh tertimpa bangunan yang roboh karena gempa :s ... alhasil kami jalan duluan dan nanti dia menyusul pake mobil ... jalan pagi dengan udara pegunungan yang sangat fresh yang gak akan ditemui di kota Palembang ... ternyata ketinggian tugu Rimau itu lebih dari 2000 m dpl ... wooow ... tapi gak ada ruginya kesana, pemandangannya Subhanallah indah sekali ... dan saya perhatikan semakin ke atas banyak ditemuin burung.
Mungkin ada sekitar 2 jaman kami di atas, kemudian turun balik ke vila buat sarapan dan persiapan ke tempat kunjungan berikutnya yaitu Air Terjun Lematang.
Jam 9 kami checkout dari vila dan melanjutkan perjalanan ke Air Terjun Lematang sekalian pulang ke Palembang.
Objek Wisata Air Terjun Lematang terletak dibawah bukit dan untuk mencapai tempat itu harus menuruni anak tangga dan menyeberangi sungai lematang. Pada liburan tahun2 sebelumnya jembatannya masih bisa dilewati tapi kunjungan kemarin kembatannya tidak bisa lagi digunkan. Hal ini dimanfaatkan oleh beberapa penduduk untuk mengambil keuntungan dengan cara menyewakan ban2 mobil yang digunakan untuk menyeberangkan pengunjung dengan tarif @Rp 5000 per orang ... disini harus hati - hati dengan orang - orang yang menyewakan alat penyeberangan ini, kalo diliat mereka pengunjung rame mereka bisa berbuat curang ... misalnya perjanjian awal kalo @Rp5000 per orang itu adalah pulang pergi ... kalo kita tidak waspada nanti waktu nyeberang pulangnya kita dimintai uang lagi ... soalnya kemarin saya dah kena tipu ... bagi saya bukan masalah uangnya tapi mereka berbuat curang terhadap perjanjian awal ...
Di Air Terjun Lematang ini gak terlalu banyak yang bisa di lihat selain banyak yang mandi di bawah Air Terjun (emang mau liat apa?) maksudnya air terjunnya gak terllaul tinggi dan belum dikelolah dengan baik oleh pemerintah daerah setempat. Yang pasti dari papan nama Air Terjun Lematang ini saya jadi tau tentang gejala alam jika sungai Lematang meluap seperti bunyi burung bersahutan dan tak lazim didengar (emang biasanya suaranya seperti apa yaa:D), limpahan belukar,kayu, dan onggokan sampah yang hanyut di sepanjang aliran sungai (yaa wajar banjir kalo buang sampah aja sembarangan), gemuruh suara bebatuan yang hanyut, dan buih air sungai yang tidak wajar (emang buih yg wajar yang gimana seeh, kemaren gak liat ada buih :D).
Sekitar jam 1an siang kunjungan di air terjun di akhiri dan perjalanan di lanjutkan pulang ke Palembang.
Di tengah perjalanan pulang kami mampir di UPTD Tanjung Tebat Dempo Selatan (Klo gak salah nama kecamtannya) untuk melihat stasiun pengukuran curah hujan ... secara belum pernah lihat yang digital satelit ... tau nya cuma liat data hasil pengukuran tapi belum pernah liat alatnya :) ...
Stasiun pengukur ini digerakkan oleh sollar cell yang menggunakan baterai, data hujan langsung terkirim secara otomatis lewat satelit ke BMKG pusat di Jakarta ... mmm bisa gak yaa minta datanya buat dipake riset ... alat yg digital ini beroperasi baru satu tahunan dan sebelumnya masih menggunakan alat pencatatan manual yang datanya tersimpan di Dinas Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Lahat.
Wednesday, April 13, 2011
Traveling To Gunung Dempo (2nd Day)
Diposkan oleh Norma Puspita di 5:27 AM 0 komentar
Travelling To Dempo Mountain (1st day)
Alhamdulillah beberapa hari yang lalu baru pulang dari Pagar Alam ... menghabiskan waktu sejenak di bumi Besemah melepasan penat sekejap dari rutinitas pekerjaan.
Pagar Alam adalah sebuah kota di kaki Gunung Dempo, 7-8 jam perjalanan darat dari kota Palembang.
Bisa dibilang Pagar Alam merupakan tempat wisata yang paling diminati di Sumatera Selatan, dengan kebun teh dan udara yang sangat sejuk di kaki Gunung Dempo ... tempat ini sangat cocok untuk menghabiskan akhir minggu.
Akomodasi penginapan sudah mulai tertata dibandingkan liburan terakhir saya disini tahun 2007, vila - vilanya sudah mulai berbenah.
di Gunung dempo ada Vila Gunung Gare yang terletak di dekat kompleks kantor pemerintahan kota Lahat di kaki gunung Dempo ... jika ingin melihat keindahan kota Pagar Alam dari atas bisa menginap di vila Seganti Setungguan Kab Lahat atau Vila Pagar Alam. Vila - vila di Gunung Dempo manajemennya di kelola oleh Pemerintah Daerah.
Sayangnya di kota Pagar Alam ini sangat sulit mencari tempat makan / restoran, setelah berputar - putar kota Palembang akhirnya kami menemukan sebuah tempat makan "Saung Geulis" di arah kantor pemerintahan.
Sebenarnya liburan ke Pagar Alam kali ini bersamaan dengan kuliah Lapangan mahasiswa Teknik Sipil 2010 untuk mata kuliah Geologi Rekayasa. Jadi pada hari pertama di Gunung Dempo kunjungan di lakukan ke Badan Geologi Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Dempo.
Dari Pegawai Badan Geologi Pak Mulyadi dan Pak Slamet diketahui bahwa Gunung Dempo terakhir aktif pada tahun 2009. Gunung Dempo mempunyai dua puncak yaitu Gunung Dempo pada ketinggian 3049 m msl (dpl) dan Gunung Marapi Dempo pada Ketinggian 3171 m dpl. saya baru tau loo kalo Gunung Dempo mempunyai 2 puncak ... menurut Pak Mulyadi yang menerangkan kepada mahasiswa itu wajar saja bagi orang awam atau orang yang baru pertama kali datang ke Gunung Dempo karena dari jauh Gunung Dempo terlihat memiliki satu puncak.
Sejarah letusan Gunung api Dempo tercatat sejak tahun 1818 dan hingga kini telah terjadi 20 kejadian. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 25 September 2006. Frekuensi Letusan tidak teratur, periode istirahat dan periode letusan tidak tetap. Jangka waktu terpendek periode istirahat adalah satu tahun sedangkan periode terpanjang adalah 26 tahun. Karakter letusan Gunung Dempo merupakan letusan Freatik. Letusan Freatik umumnya berlangsung secara tiba - tiba dan dalam waktu singkat. Sifat letusan Gunung Dempo yaitu selalu mengeluarkan lumpur belerang, piroklastik halus dan air dari danau kawah yang cukup membahayakan bagi daerah sekitarnya. Dampak bahaya letusan umumnya bersifat lokal dan tersebar disekitar pusat letusan.Peningkatan aktivitas Gunung Dempo kembali terjadi pada tanggal 1 januari 2009 pukul 10:45:51 WIB dengan terekamnya 1 kali gempa letusan. Di sekitar puncak Gunung Dempo tercium bau belerang yang sangat menyengat dan terjadi hujan lumpur mencapai dataran tinggi sawah atau pelana yang ada diantara puncak Gunung Dempo dan Gunung Marapi (kira2 1 km dari pusat letusan). Dari peta zona bencana di kantor Badan Geologi diketahui kalo aliran lahar dinginnya ke arah Muara Gelumpai Pendopo Lintang ... mmm ... kira2 masyarakat sini takut gak y sama gunung api ... tapi sepertinya tidak buktinya mereka masih tinggal di daerah itu ... :)
ternyata ada gunanya juga ikut ke Badan Geologi jadi tau dan lihat perangkat pemantau gempa/aktivitas gunung api di Gunung Dempo. Menurut Badan Geologi disini satu peraltan pemantau (seismograf) terletak di atas Gunung Dempo yang akan memberikan informasi langsung (secara satelit) ke kantor badan Geologi di bawah. Peralatan mereka sekarang sudah menggunakan perangkat modern tidak manual seperti dahulu. Tapi menurut pak Slamet ada kekurangan juga dari alat tersebut karena tidak bisa membedakan antara getaran aktivitas gunung dempo dan noice.
Setelah dari Badan Geologi, perjalanan dilanjutkan ke Cughup Mangkok, salah satu air terjun yang ada di Pagar Alam. Disini saya melihat ada tulisan yang sangat menggelitik bagi saya :) sebelum masuk ke area Cughup Mangkok ini sebelah kanan jalan masuk ada tulisan "Bagi yang ingin awet muda, bagi remaja yang ingin mendapatkan jodoh maka mandi di Cughup Mangkok" ... halaaah ... kok aneh2 aja y ...
Karena hujan terus turun sedangkan di Cughup Mangkok tidak ada tempat berteduh maka perjalanan dilanjutkan ke Cughup Embun ... Cughup artinya Air Terjun ... disini air terjunnya kecil tapi untuk mencapai air terjun ini harus menuruni anak tangga yang bagi saya sangat melelahkan ... (huaaaaaa tinggi sekali booow ...). disini kuliah lapangan dilanjutkan dengan penjelasan tentang batu2an ... bagaimana batuan dari hasil gunung letusan yang dari bawah ke atas semakin hitam warnanya yang dapat menjelaskan asal kedalaman dari batuan tersebut, apa itu britel batuan hasil dari hancuran patahan. Hmmmm kalo saya perhatikan seeh cuma sedikit mahasiswa yang memperhatikan penjelasan dari dosen mereka, bisa dihitung dengan jari, selebihnya sibuk dengan ber foto ria ... :) ...
Karena hujan terus turun maka diputuskan kembali ke vila melanjutkan pekerjaanku ... poor me :(
Kalo yang lain bisa tidur nyenyak dengan dara Gunung Dempo yang sangat dingin, saya malah gak bisa tidur sama sekali selain mata gak ngantuk juga sayang melewatkan pemandangan Gunung Dempo yang indah di depan mata :)
Sayangnya perjalanan kali ini lupa bawa kamera pocket yang biasanya menemani hari narsis klo lagi liburan :)
Continue to 2nd Day .... :) ... C u
Label: Dempo
Diposkan oleh Norma Puspita di 3:53 AM 0 komentar
Friday, April 1, 2011
Benteng - Benteng di Bengkulu
dah lama gak update blog ... jadi pengen nulis lagi, kebetulan hari Jum'at sampe minggu kemarin pulang kampung dan menghabiskan weekend dengan keponakan dan adikku ... Weekend dihabiskan dengan jalan (main sepeda) ke Pantai Panjang dan ke Benteng Marlborough. Sebelum - sebelumnya kalo ke Banteng ini cuma buat foto - foto aja, belum peduli dengan sejarah berdirinya benteng ini.
Karena kemarin jalannya sama keponakan yang kelas 2 SD, mau gak mau memperhatikan satu persatu tulisan tentang sejarah Benteng ini.
Benteng (Fort) Marlborough terletak di pinggir pantai di kota Bengkulu tepatnya di sebelah gerbang Kampung China.
Sebelum memasuki bangunan benteng kita hrs melewati sebuah Jembatan, sepertinya pada zaman dahulu waktu benteng ini di bangun terletak di tepi Laut/pantai. Sebelum memasuki bangunan ini pengunjung diwajibkan membayar iuran masuk sebesar Rp 2500,- untuk dewasa dan Rp 1500,- untuk anak - anak. Sebelum memasuki Bangunan utama Benteng Marlborough, pengunjung disambut oleh 4 batu nisan di kanan kiri pintu masuk (a.n. Henry Stirling, Cap. Iames Cuney, George Shan (Son of M Thomas Shan),Richard Watts).
Batu nisan ini dipindahkan dari Pemakaman Inggris di Fort York
“Richard Watts Esq.
Sometime of Council for the
Right Honourable Company Affairs
In the Fort St. George
And in the year 1699 came
over Deputy Governor of this place
And in … years after
Made by … from
The Company the First President of this Coast
In this Station he departed
This life December 17th 1705 and
In the 44th years of his age”.
*note = keterangan ini sumber http://mahandisyoanata.multiply.com, sedangkan fotonya aseli saiya yg ambil langsung :D
“George Shaw
Son of
Mr. Thomas Shaw
Of London Merchant;
After he had served the Right Honourable Company
as Factor in Fort St.
George for some time;
Came over in the year 1699
served of this place
In this Station he continued
Until has removed by the death, April 25th 1704
Atatis 28”
“Here
Lyeth Interrd the
Body of
Cap. James Cuney
Who departed this
Life
February 7th 1737
A.Aetatis 36”
“Here
lies interred
the body
of
Henry Stirling
Late Council at Fort Marlborough on this coast
He was ninth son of
James Stirling of Key Esq.
And the honourable
Mr. Maron Stewart
of the Kingdom of Scotland and Departed
this life on first day
of April 1744
Aged 25 years”
Setelah itu sebelum melewati jembatan kedua akan ditemukan 3 makam yaitu Residen Gubernur Thomas Parr, Assisten Residen Charles Murray, dan tidak dikenal.
Pada masanya benteng ini merupakan Kantor Dagang Inggris, East India Company.
Di Dalam benteng ini kita bisa mengetahui bahwa selain Marlborough di Propinsi Bengkulu pada zaman penjajahan Inggris juga mempunyai Fort York dan Fort Anna.
Pada Tahun 1682, Belanda (VOC) mampu mengungguli The Honourable East India Company (EIC), khususnya setelah tercapai kesepakatan antara VOC dengan kerajaan Banten mengenai monopoli perdagangan rempah - rempah. Hal ini memaksa EIC keluar dari Jawa dan mencari tempat pangkalan baru yang secara politik dan militer dapat menguntungkan mereka dalam perdagangan rempah - rempah.
Pada awalnya mereka berkeinginan untuk mendirikan perusahaan dagang di Aceh, namun keinginan ini di tolak oleh Ratu Aceh , Sultana Zaqiyat-ud-udin Inayat Shah. Penolakan ini membuat EIC berpaling ke wilayah lain yang bersedia untuk menerima mereka, yakni Pariaman dan Barus di Sumatera Barat. Keinginan kedua wilayah ini menerima EIC didorong oleh ketakutan terhadap kekuatan Belanda yang sangat agresif. Namun pada akhirnya pilihan EIC jatuh kepada Bengkulu.
FORT MARLBOROUGH
"Sir Stanford Raffles"
Menurut catatan sejarah Fort Marlborough dibangun pada kurun waktu tahun 1714 - 1719 M. Di bangun pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Yoseph Collet. Pada tahun 1712, Joseph Collet, Deputi Gubernur yang baru ditunjuk meminta izin kepada pemerintah Inggris untuk menghancurkan benteng York dan mendirikan benteng baru di tempat yang berbeda. Bangunan pertahanan yang baru ini harus luas untuk menyediakan sarana akomodasi dan dan fasilitas bagi tentara dan pegawai sipil benteng. Joseph Collet menamai benteng tersebut dengan nama "Marlborough" untuk menghormati Jhon Churchill seorang bangsawan Inggris yang mendapat gelar Duke of Marlborough karena jasanya telah memenangkan perang di Eropa pada tahun 1700-an. Jhon Churchill memulai kariernya sebagai prajurit Kerajaan Inggris, yang karena prestasi dan keberaniannya akhirnya mendapat promosi dari mentornya, James The Duke of York.
Pada saat James The Duke of York naik tahta menjadi raja Inggris pada tahun 1685, Jhon Churchill banyak berperan dalam menghancurkan pemberontakan the Duke of Monmouth. Sepanjang hidupnya Jhon Churchill terlibat banyak pertempuran diantaranya Monmouth Rebellion, Battle of Sadgemoor, Nine Years War, Battle of Walcourt, War of the Spanish Succesion, Battle of Schellenberg, Battle of Bleinheim, Battle of Elixheim, Battle of Ramillies, Battle of Oudenarde, Battle of Malplaquet. Jhon Churchill lahir di Devon 26 May 1650 dan meninggal di Windsor Lodge pada 16 Juni 1722.
"Jhon Churchill The Duke of Marlborough"
Benteng Marlborough sesungguhnya bukan sekedar benteng pertahanan militer, karena dibangun demi kepentingan perdagangan, penjamin kelancaran suplai lada bagi perusahaan dagang Inggris, East India Company,serta pengawasan jalur pelayaran dagang melalui selat sunda. Bengkulu merupakan ibukota presidensi (kumpulan wilayah residen) Inggris di pesisir barat Sumatera yang dikendalikan dari benteng Marlborough.
Fort Marlborough dihuni oleh pegawai sipil dan tentara Inggris. Dalam catatan British Library, Oriental and India Office Collections tahun 1792 terdapat 90 orang pegawai sipil dan militer yang tinggal dan bekerja di dalam benteng Marlborough. Para petinggi atau perwira senior tinggal dalam lingkungan benteng bersama keluarga. Benteng ini menyerupai hunian dalam kota kecil dengan tembok tebal. Seperti layaknya kehidupan bermasyarakat, catatan - catatan menyangkut pernikahan, pembaptisan, dan kematian "penduduk" benteng ini masih tersimpan.
FORT YORK
Fort York dibangun di sebuah Bukit Kecil di Muara Sungai Serut pada tanggal 12 Juli 1685. seperti Belanda, Inggris juga merasa perlu mendirikan bangunan pertahanan, sehinggai didirikanlah benteng yang dinamakan Fort York. Bangunan ini murni berfungsi sebagai benteng pertahanan utama Inggris. Karena letak benteng didekat Sungai dan rawa mangrove, lokasi yang tidak sehat ini sering menimbulkan berbagai macam penyakit sehingga banyak prajurit dan pegawai sipil Fort York meninggal, sehingga benteng ditinggalkan dan terbengkalai. Sekarang situs ini hanya menyisakan puing - puing karena tergerus aliran sungai dan diatasnya telah berdiri beberapa bangunan.
FORT ANNA
Selain Fort York dan Fort Marlborough,di Bengkulu Utara juga terdapat benteng Inggris yang terletak di pinggir selatan Sungai Selagan. Menurut tulisan T.C. Bagaardt tanggal 31 Maret 1840, benteng ini didirikan kurang lebih tahun 1798 dengan nama Fort Anna oleh Mr Camiel. Anna merupakan nama dari Keningin Anna van England.
Lokasi benteng ini sekitar 276 KM dari kota Bngkulu atau sekitar 6 jam perjalanan. Pada tahun 1810 terdapa dua orang Inggris yang tinggal dalam benteng Anna bernama Tamasan Bertis dan Masterin yg berprofesi sebagai guru, tetapi tidak ada keterangan siapa murisnya pada masa itu. Pada lokasi situs terdapat 2 meriam dengan panjang 2.9 m dan diameter laras 11 cm.
Tugu Thomas Parr.
Tugu ini merupakan peringatan pemerintah Inggris kepada Residen Thomas Parr yang tewas terbunuh. Parr seorang residen yang memerintah dengan tangan besi.
Di Benteng ini juga ditemukan artikel tentang Bengkulu dan Singapura yaitu "Bengkulu and Singapore: Tales of Two Cities, Legacies of Raffles".
(cerita lengkapnya nanti dilanjutkan)
Label: Anna, Bengcolen, Bengkulu, Fort Marlborough, Thomas Parr, York
Diposkan oleh Norma Puspita di 2:16 AM 0 komentar